Perubahan Mendasar di Asia Tenggara Berkat Teknologi Kecerdasan Buatan
Di tengah pergeseran teknologi yang pesat, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Google Cloud mengklaim bahwa AI telah menciptakan fase pertumbuhan cepat dengan potensi mencapai angka US$270 miliar.
Mark Micallef, Managing Director Southeast Asia Google Cloud, menyatakan bahwa AI adalah teknologi paling signifikan dalam era ini. Ia menekankan bahwa AI siap mendorong pertumbuhan berikutnya di Asia Tenggara dan memberikan dampak besar terhadap perekonomian kawasan tersebut.
Penggunaan AI tidak hanya terbatas pada sektor teknologi, tetapi juga melibatkan pemerintah, perusahaan, dan startup. Mereka beralih ke Google Cloud AI untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat inovasi, serta meningkatkan efisiensi operasional.
Momentum ini terlihat dari pertumbuhan bisnis Google Cloud secara global. Pada kuartal kedua tahun ini, pendapatan Google Cloud mencapai US$13,6 miliar, meningkat 32% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh pelanggan yang menggunakan AI Google Cloud dalam skala yang luar biasa, termasuk di Asia Tenggara.
Contoh Penerapan AI di Beberapa Negara
Ada beberapa contoh nyata penerapan AI Google Cloud di kawasan Asia Tenggara:
- Indonesia: Sebanyak 7 dari 10 bank terbesar, tiga perusahaan telekomunikasi besar, serta peritel seperti Salim Group dan Alfamart, serta 70% unicorn lokal membangun platform di Google Cloud.
- Malaysia: Pemerintah Malaysia telah membekali 445.000 pegawai negeri dengan agen Gemini bawaan Google Workspace untuk meningkatkan layanan publik.
- Singapura: FairPrice Group membuka Store of Tomorrow pertama di Asia Tenggara, yang menawarkan pengalaman belanja lengkap dan operasional toko yang didukung oleh Google Cloud AI.
- DBS Bank: Sebagai bank pertama di Asia yang mencantumkan dampak ekonomi AI dalam hasil keuangan mereka, DBS berhasil mencatatkan lebih dari US$700 juta pada 2024. Mereka kini memperdalam kerja sama dengan Google Cloud untuk memaksimalkan nilai AI generatif dan agensi.
Alasan Perusahaan Memilih Google Cloud
Menurut Mark, alasan utama perusahaan memilih Google Cloud adalah karena tumpukan AI yang terintegrasi penuh. Mulai dari perangkat keras hingga model, Google Cloud dirancang untuk memberikan kinerja terbaik dan laba atas investasi.
Selain itu, Google Cloud menyediakan interoperabilitas dan kebebasan memilih di setiap lapisan tumpukan. Ini memungkinkan perusahaan untuk merencanakan investasi teknologi mereka di masa depan dengan lebih baik.
Investasi untuk Transformasi Berkelanjutan
Google Cloud juga melakukan investasi besar-besaran untuk mendukung transformasi berkelanjutan di Asia Tenggara. Untuk memenuhi permintaan komputasi AI yang meningkat, Google Cloud terus memperluas kapasitas wilayah cloud di Indonesia dan Singapura. Wilayah cloud baru akan segera diluncurkan di Malaysia dan Thailand.
Melalui program seperti AI Cloud Takeoff dan Indonesia BerdAIa, Google menyediakan sumber daya dan keahlian yang telah terbukti bagi perusahaan untuk menerapkan solusi AI secara praktis, cepat, aman, dan hemat biaya.
Selain itu, Google Cloud juga menjalankan program pelatihan keterampilan lokal di enam negara. Program ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan pengembang dalam perangkat AI perusahaan seperti Vertex AI dan Gemini Code Assist. Dengan demikian, Google Cloud berupaya mengembangkan kumpulan talenta di kawasan ini untuk menghadapi era baru.
Sebagai perusahaan yang mengutamakan AI, misi Google adalah mengelola informasi dunia dan menjadikannya dapat diakses serta bermanfaat secara universal. Google Cloud memperluas misi ini ke tingkat perusahaan, sehingga mampu memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan ekonomi kawasan Asia Tenggara.
